Penyelenggaraan Skrining ACF Zero TB di Puskesmas Dlingo I

Zero TB Yogyakarta menggunakan pendekatan “temukan, obati dan cegah” secara menyeluruh dalam upayanya mengeliminasi TBC di Yogyakarta. Salah satu kegiatannya dalam usaha mencari kasus TBC di masyarakat adalah kegiatan skrining aktif yang disebut juga Active Case Finding (ACF). Dalam kegiatan ini, peserta akan melakukan pemeriksaan XRay dada yang kemudian dibaca oleh dokter umum kami saat itu juga.

Kami menargetkan semua warga  mengikuti pemeriksaan ini. Mulai dari bayi sampai lansia, baik sehat maupun sedang ada keluhan. Setiap warga yang mengikuti ACF akan mengikuti alur berikut. Saat hadir ke lokasi ACF, peserta skrining diharapkan sudah membawa identitas diri, seperti KTP, BPJS, KK, atau Kartu Identitas Anak. Di meja pendaftaran, perawat kami akan menjelaskan secara singkat mengenai penyakit TBC dan alur pemeriksaan ACF.

Setelah itu, peserta laki-laki akan diarahkan untuk langsung XRay dada, sedangkan peserta wanita diminta untuk berganti pakaian terlebih dahulu. XRay dada dilaksanakan di dalam bus Xray rekanan Zero TB Yogyakarta. Di dalam bus Xray, peserta akan diarahkan dalam menarik dan menghembuskan nafas agar foto XRay dapat sesuai.

Tanpa menunggu lama, foto XRay dada peserta sudah dapat diakses oleh dokter umum kami di meja wawancara. Peserta kemudian diarahkan menuju meja ini begitu keluar dari bus XRay dan berganti pakaian kembali bagi peserta wanita. Selain menginterpretasikan hasil Xray peserta, di meja ini dokter akan melakukan anamnesis/wawancara mendalam mengenai faktor risiko paparan dan infeksi Tuberkulosis.

Pertanyaan yang diajukan mulai dari apakah memiliki riwayat Diabetes Mellitus, riwayat merokok, ada tidaknya keluhan yang sedang dialami, dan lain-lain. Wawancara dan hasil Xray berusaha untuk menggali kemungkinan adanya infeksi Tuberkulosis meskipun saat itu peserta tidak merasakan sakit.

Dari sesi ini, ada tiga kemungkinan yang akan disampaikan dokter, yaitu: peserta dalam kondisi sehat, peserta dicurigai mengalami penyakit Tuberkulosis, atau peserta dicurigai terinfeksi bakteri Tuberkulosis. Jika peserta masuk dalam kategori pertama, dokter akan memberikan edukasi hidup sehat dan mempersilahkannya untuk meninggalkan area ACF.

Apabila dokter mencurigai adanya penyakit Tuberkulosis, peserta akan diarahkan ke meja laboratorium untuk pemeriksaan dahak/sputum. Analis lab kami akan memberikan instruksi cara membuang dahak yang baik ke dalam pot dahak. Sampai sesi ini, alur skrining ACF telah selesai untuk sementara menanti hasil pemeriksaan sputum.

Sputum akan kami antar ke laboratorium RSUD rekanan untuk dilakukan pemeriksaan Tes Cepat Molekuler (TCM). Hasilnya akan keluar 2-5 hari kemudian. Sebagai tindak lanjutnya, kami akan berkoordinasi dengan Puskesmas di mana peserta terdaftar. Jika TCM dahak menunjukkan hasil “M.Tuberculosis terdeteksi” maka Puskesmas akan memanggil peserta dan akan mulai tata laksana TBC. Sedangkan jika TCM dahak tidak mendeteksi adanya bakteri Tuberkulosis, maka peserta tidak akan dihubungi Puskesmas.

Untuk peserta yang masuk dalam kategori ketiga, dokter mencurigai adanya infeksi bakteri Tuberkulosis. Khususnya pada anak usia di bawah 15 tahun, dokter akan meminta peserta untuk ke meja tuberculin. Uji tuberculin dilakukan untuk melihat seseorang mempunyai kekebalan terhadap bakteri Tuberkulosis, sehingga sangat baik untuk mendeteksi infeksi bakteri Tuberkulosis.

Perawat akan melakukan prosedur pemeriksaan tuberculin pada anak. Orang tua yang mendampingi akan diberi penjelasan mengenai langkah selanjutnya, yaitu untuk memeriksakan hasil tuberculin anak ke Puskesmas pada 2-3 hari setelah hari pelaksanaan ACF tersebut. Dokter Puskesmas akan memberikan tata laksana sesuai dengan hasil dari tuberculin anak.

Demikian alur ACF yang dilalui oleh peserta. Kami manargetkan semua warga untuk berpartisipasi dalam pemeriksaan ini untuk menemukan kasus TBC di masyarakat. Langkah ini sejalan dengan upaya pemerintah mengeliminasi TBC melalui program TOSSTB (Temukan Obati Sampai Sembuh).

Kegiatan Skrining ACF di Puskesmas Dlingo I dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 16 Juni 2023 pukul 08.00-15.00 WIB. Kegiatan ini diikuti oleh 120 peserta dari 3 kalurahan (Mangunan, Temuwuh, dan Dlingo) di kapanewon Dlingo. Karyawan Puskesmas yang ditugaskan ada 16 orang. Kegiatan ini berlangsung Gedung utara Puskesmas Dlingo I. Kegiatan ini berjalan dengan lancar dan masyarakat sangat antusias mengikuti kegiatan ini. Untuk hasil skrining ACF akan diinfokan langsung ke pasien melalui Whattshap dari Programmer TB.